Yaman berbatasan darat dengan Arab Saudi, dan menguasai perairan strategis Bab el Mandab dan teluk Aden, dan bahkan menguasai pulau Socotra yang kini menjadi pangkalan militer AS. Jalur perairan ini sangat penting karena menjadi tempat lewatnya kapal-kapal tanker pembawa minyak dari Teluk Persia ke Eropa (melewati Terusan Suez). AS sangat berambisi mengontrol jalur minyak ini dan di saat yang sama, secara ekonomi Iran pun terancam bila AS sampai menguasai jalur tersebut. Selain itu, meski saat ini produksi minyak Yaman hanya 0,2% dari total produksi minyak dunia, negeri ini menyimpan cadangan minyak yang sangat sangat besar.
Perang YAMAN yang berlangsung sejak 26 Maret 2015 tentunya membawa duka bagi kita umat islam, dimana sangat mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan prinsip hidup saling berdampingan secara damai. Rusaknya sisi kemanusiaan, kerugian ekonomi, politik, hukum apalagi HAM lebih banyak mendatangkan kemudaratan dari pada manfaatnya untuk dunia, khususnya untuk kepentingan negara-negara Arab yang mayoritas adalah muslim
Perang Yaman banyak yang menghubungkan antara SUNNI dan SYIAH namun apabila melihat dari kepentingan tempat yang diperebutkan dari penjelasan diatas, apakah benar Perang ini hanya karena masalah antara SUNNI dan SYIAH?
Mari kita amati dari segi koalisi yang berseteru dalam perang.
Koalisi negara-negara Arab: Sudan, Mesir, Maroko, Yordania, Kuwait, Bahrain, Qatar, UEA, Pakistan, yang di motori oleh Arab dan didukung oleh Amerika Serikat.
Houthi adalah pemberontak Syiah yang muncul pada 1962 yang awalnya menguasai wilayah utara Yaman. Namun, sejak akhir tahun lalu, Houthi mulai meluaskan kekuasaan ke arah ibu kota Yaman, Sanaa. Houthi mendapatkan dukungan dari Iran dan mendapatkan support persenjataan dari Rusia.
Lalu Kita pelajari berbagai Kepentingan yang ada:
Pertama, keikut sertaan tidak langsung Amerika Serikat dalam kancah pertempuran antar keluarga besar Timur Tengah ini sementara teramati adalah dalam batas-batas tertentu yakni perlindungan utama minyak dan kepentingan ekonomi AS dan sekutunya di Timur Tengah.
Kedua, secara umum kepentingan utama AS di kawasan ini yang terancam, yaitu kehadiran Rusia dan Keamanan Israel. Kepentingan kepentingan inilah yang memotivasi AS untuk menahan komunisme, menjaga akses minyak untuk AS dan menghambat perubahan politik kawasan tersebut.
Awal Mula Perang ini Berlangsung
Seperti dilansir Reuters, Iran adalah sekutu kelompok Syiah Houthi yang sedang berperang dengan Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Di tengah kisruh Yaman, Arab Saudi meluncurkan serangan udara guna membantu pemerintah melawan Houthi.
“Kami bertekad untuk melindungi pemerintah Yaman yang sah. Kekalahan Yaman bukan pilihan bagi kami atau bagi rekan koalisi kami,” ujar Duta Besar Amerika Serikat untuk Arab Saudi, Adel Al-Jubeir, kepada CNN.
Para sekutu Saudi, terutama negara-negara Teluk kecuali Oman, juga membantu dengan kekuatan militer untuk mencegah Houthi yang didukung Iran mencapai Aden, tempat Presiden Yaman Abd Rabou Mansour Hadi berlindung.
Negara-negara Teluk memutuskan untuk menggempur “agresi Houthi” setelah ada permintaan dari Hadi. Saudi dan negara-negara Arab menganggap Houthi yang melakukan pemberontakan di Yaman adalah “ancaman besar” bagi stabilitas kawasan Teluk.
Dalam pernyataan bersama beberapa waktu lalu, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar dan Kuwait memasukkan ancaman Houthi sama dengan al-Qaidah dan ISIS yang harus diberantas.
Bagaimana kelanjutan WAR CUP 2015 Timur Tengah, Ada Apa Dengan YAMAN? kita hanya bisa menyimak kelanjutan ceritanya. dan terus berdoa agar perang ini segera berakhir, karena apapun alasan perang, nyata akibatnya adalah kerugian yang terlihat. Apalagi perang tersebut terjadi antara sesama saudara muslim kita.
0 Comments