WhatsApp Gratis, Benarkah? Awal tahun ini WhatsApp membuat sebuah keputusan yang dibilang mengejutkan. Pada 18 Januari 2016 lalu, anak perusahaan Facebook ini mengumumkan bakal mencabut biaya pemakaian sebesar 1 dollar AS per tahun.
Saya sendiri mendapatkan pesan tersebut dalam aplikasi whatsApp saya beberapa hari ini. Dan itu artinya, Kita bisa menggunakan aplikasi WhatsApp secara cuma-cuma seumur hidup. Selama ini, penggunaan WhatsApp memang hanya gratis selama satu tahun penggunaan awal. Setelahnya, pengguna bakal ditarik iuran sebesar 1 dollar AS atau sekitar Rp 12.000 per tahun.
Pihak WhatsApp pun tampak sangat serius dengan pernyataan tersebut. Tidak lama berselang, tepatnya pada 20 Januari 2016 atau dua hari sesudahnya, kebijakan tersebut sudah mulai berlaku.
Dengan ini, pengguna internet, terutama smartphone, semakin dimanjakan. Sebelum kebijakan WhatsApp ini, sebenarnya sudah banyak aplikasi atau layanan yang sudah tersedia secara gratis. Seperti BBM, Line, Kakao, We chat namun bedanya mereka mendapatkan pemasukan dari iklan dan stiker yang dijual dari setiap aplikasi. Lalu bagaimana dengan whatsapp yang di klaim tidak menjual iklan.
Sebagai contoh, Anda mungkin tidak sadar bahwa telah menggunakan layanan jejaring sosial Facebook dan Twitter secara gratis. Anda tinggal mengikuti proses pendaftaran, kemudian bisa langsung berbagi status, foto, bahkan video dengan ratusan juta pengguna lain.
Pengguna internet pun boleh menggunakan layanan yang sangat penting, seperti mesin pencari Google secara gratis. Menggunakan produk tersebut, Anda seakan bisa menjadi seorang pustakawan, bisa menemukan informasi apapun dari “perpustakaan” terbesar di dunia.
Akan tetapi, pernahkah menyadari, di balik semua layanan gratis tersebut, sebenarnya ada sebuah harga yang harus dibayarkan. Yah, secara harfiah Anda tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. Bayaran dari layanan yang sudah digunakan oleh ratusan juta manusia di seluruh permukaan bumi ini bisa saja jauh lebih berharga dari sekadar uang.
0 Comments