Setiap keputusan pasti ada pro dan kontra, dan setiap tindakan pasti ada yang suka dan tidak suka. Lalu bagaimana kita tahu bahwa keputusan tersebut lebih banyak yang tidak suka daripada yang menyukainya. Biasanya sebuah pemerintahan sebut saja seperti negeri tercinta kita ini Indonesia, memiliki sebuah wadah untuk menyampaikan aspirasinya. Namun tidak jarang wadah apirasi tersebut tidak mendapatkan tanggapan atau bahkan tidak didengar sama sekali.
Lalu bagaimana agar orang tahu bahwa kita memiliki pendapat yang baik yang mungkin bisa merubah dunia. Dan bagaimana agar orang yang sependapat dengan pemikiran kita tersebut bisa berkumpul dan menyuarakan pendapat kita bersama.
Atas dasar pemikiran tersebut bahwa semua orang bisa mengubah hal buruk menjadi baik, Ben Rattray membuat Change.org yang sekarang semakin berkembang menjadi platform penyampaian aspirasi yang mampu memberikan pengaruh besar di dunia. Untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang telah dilakukan change.org bersama ben rattray dalam mengubah dunia, mari kita bahas lebih detail.
Change.org adalah sebuah website jejaring sosial yang dari awal pendiriannya bertujuan sebagai wadah aspirasi para penggunanya. Aspirasi yang disampaikan di Change.org akan dibentuk menjadi sebuah petisi online yang nantinya bisa di dukung oleh siapa saja yang merasa isi dari petisi tersebut tepat dan layak diperjuangkan.
Change.org pertama kali diperkenalkan pada tahun 2007 oleh Ben Rattray, pria berkebangsaan Amerika. Ben mengembangkan change.org semenjak masih menjadi mahasiswa di Universitas Stanford, AS. Ben yang kalah itu merasa bahwa internet bisa menjadi sarana penyampaian aspirasi yang sangat potensial. Hal ini didasarkan pengalamannya beserta kawan-kawannya yang sering melihat fenomena ketidak adilan serta tindakan-tindakan yang seharusnya bisa dihentikan dan dirubah jika semua orang mau bersatu merubahnya.
Pada awalnya, Ben membangun Change.org hanya sebagai jejaring komunitas lokal yang concern dalam masalah-masalah sosial. Beberapa waktu berselang Change.org merubah fungsi sebagai website berisi artikel-artikel aspirasi dari komunitas tersebut dan baru pada tahun 2011, website tersebut dibangun ulang menjadi wadah petisi online dengan cakupan ranah sosial serta negara yang lebih luas.
Mengenai prosedur penyampaian petisi online di Change.org pada dasarnya sangat mudah. Yang pertama adalah membuat akun Change.org dengan mendaftar dengan klik tautan “masuk”. Setelah itu disediakan 2 kolom utama yakni tentang isi petisi dan tujuan petisi (ditujukan pada instansi atau individu). Kedua hal tersebut harus dituliskan dengan jelas agar tujuan petisi dapat dijalankan dengan maksimal.
Mengenai isi petisi harus spesifik, sebagai contoh ketika membicarakan Kasus KPK Vs POLRI yang berawal dari kasus Budi Gunawan, yang kita tujukan kepada Presiden Republik Indonesia. Dimana agar bisa menjaga instansi KPK untuk tidak dikriminalisasikan. Tentu isi petisi seperti ini akan lebih cepat tersebar dan mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat daripada petisi yang bersifat pribadi.
Setelah isi memiliki tema yang menarik langkah selanjutnya yang harus kita lakukan adalah menyuarakan istilah Change.org disebut “tanda tangan” dari orang lain yang sependapat dengan petisi tersebut. Dan sebagai langkah akhir, tim Change.org akan menyampaikan petisi tersebut kepada target petisi. Langkah yang paling umum adalah melalui email. Tim Change.org akan mengirimkan email sebanyak jumlah tanda tangan petisi tersebut. Dengan begitu diharapkan bisa mendapatkan respon segera dari yang bersangkutan.
Namun kini alternative lain juga banyak dicoba seperti via media sosial. Intinya yakni bagaimana mana petisi tersebut tersampaikan pada target dan tujuan akhirnya yakni target memberikan respon terhadap isi petisi tersebut.
Change.org dan Indonesia?
Menyuarakan pendapat melalui media sosial, hal ini sepertinya menjadi kebiasaan hampir semua pengguna Internet di Indonesia. Like, comment dan share biasanya akan dilakukan bila melihat sesuatu yang menarik atau yang sedang hangat diperbindangkan. Untuk itu kedatangan change.org di Indonesia mendapat sambutan hangat dan sangat cepat sekali menyebar.
Dari laman Houseofinfographics.com, merilis bahwa di awal tahun 2012 pengguna Change.org Indonesia hanya 800 orang saja. Angka tersebut perlahan tumbuh dan naik tajam di tahun 2014 menjadi 900.000 anggota. Dari angka tersebut terdapat lebih dari 200 ribu anggota yang petisi dukungannya berhasil mendapat respon dan memberikan pengaruh nyata di berbagai bidang. Tercatat beberapa petisi populer yang akhrinya berhasil yakni seperti Stop Acara YKS Trans TV, Blusukan Asap Jokowi di Riau, Penyelamatn Hutan di Kepulauan Aru, dan banyak lainnya.
Saat ini Change.org Indonesia dikelola oleh 4 orang staff yakni Usman Hamid sebagai Campaign Director, Arief Aziz Communications Director, Dhenok Pratiwi serta Desmarita Murni. Mereka merupakan staf yang menjalankan kampanye Change.org Indonesia dengan latar belakang berbeda-beda namun memiliki satu tujuan yakni membantu lahirnya perubahan di Indonesia.
Change.org merupakan bukti bahwa perkembangan teknologi mampu memberi dampak yang luar biasa untuk terciptanya kehidupan yang lebih baik. Dengan semangat kebersamaan, Change.org yakin bisa merubah keadaan menjadi lebih baik.
0 Comments